Tim Business Development (BD) PT. Adhya Tirta Batam (ATB) melakukan tinjauan lapangan di Tanjungpinang dan Bintan untuk memetakan masalah utama yang dihadapi oleh Perumda Air Minum Tirta Kepri dalam mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di ibukota Provinsi Kepri.
Tim yang dipimpin oleh Wahyu Widiyanto dan Yuli Maryati ini akan mengidentifikasi skala prioritas terhadap masalah-masalah yang akan ditangani oleh ATB.
“Perumda Air Minum Tirta Kepri sudah menjelaskan 8 masalah yang nantinya akan ditangani ATB. Namun untuk mengetahui kondisi aktual dan menentukan prioritas, kami bersama Perumda Air Minum Tirta Kepri melakukan tinjauan lapangan selama beberapa hari kedepan,” ujar Wahyu, Senin (15/2/2021).
Perumda Air Minum Tirta Kepri telah berdiri sejak tahun 1971. Namun hingga kini belum mencapai performa optimalnya. Tirta Kepri berniat membenahi diri, agar mampu memberikan pelayanan terbaik bagi ibukota provinsi Kepri.
Dalam rangka itu, Perumda Air Minum Tirta Kepri meminta ATB untuk mengevaluasi beberapa hal, dan mengasistensi Perusahaan Air tertua di Kepri ini untuk membenahi beberapa faktor penting yang dianggap mendesak.
“Program kerjasama ini nantinya akan menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Tapi untuk tahap awal ini, kami akan ajukan berdasarkan prioritas, agar dapat berjalan simultan dan holistik,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus.
Menurut Maria, Perumda Air Minum Tirta Kepri berpotensi dapat berkembang pesat kedepannya. Pasalnya, daftar tunggu untuk menjadi pelanggan PDAM di pulau Bintan sangat tinggi. Namun, karena pengembangan jaringan yang lambat, saat ini cakupan pelayanan Perumda Air Minum Tirta Kepri hanya 51 persen.
“Kapasitas air baku yang ada tampaknya masih kurang. Kementerian PUPR sudah menyiapkan waduk di Kawal dengan kapasitas 200 liter perdetik. Namun informasinya baru bisa digunakan 3 tahun kedepan,” paparnya.
(Media Relation ATB)