Perumda Air Minum Tirta Kepri, 14 Maret 2025 / 14 Ramadhan 1446 H

Hari ini, dalam suasana penuh berkah, kita berkesempatan mendengarkan ceramah dari Dr. Suryadi, SP., MH, yang mengingatkan kita tentang pentingnya mensyukuri nikmat Allah, terutama nikmat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Dari 12 bulan yang ada, Ramadhan adalah yang paling utama, penuh dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan.

Namun, sudah sejauh mana kita memanfaatkan nikmat ini? Sejauh mana kita menantikan datangnya Ramadhan, dan bagaimana perjalanan 14 hari pertama kita di bulan suci ini? Dalam ceramahnya, Dr. Suryadi mengajak kita untuk bermuzakarah, melakukan evaluasi agar sisa hari-hari Ramadhan benar-benar kita isi dengan kebaikan dan ketakwaan.

Puasa: Bukan Sekadar Lapar dan Dahaga

Dr. Suryadi menekankan bahwa Allah berfirman dalam Al-Qur’an mengenai tujuan puasa:

“La’allakum tattaqun” – “Agar kalian bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183).

Allah menggunakan kata la’alla, yang menunjukkan pengharapan. Artinya, takwa bukanlah sesuatu yang otomatis didapat hanya dengan menahan lapar dan dahaga, tetapi merupakan hasil dari usaha sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa dengan hati, lisan, dan perbuatan.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

“Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah).

Dr. Suryadi mengingatkan agar kita tidak hanya berpuasa secara fisik, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan sia-sia, menahan mata dari pandangan yang haram, serta menjaga hati dari penyakit seperti iri dan dengki.

Evaluasi Diri: Sejauh Mana Kita Menghidupkan Ramadhan?

Dalam ceramahnya, Dr. Suryadi mengajak kita untuk merenungkan beberapa hal:
✅ Apakah shalat kita lebih khusyuk dibanding bulan-bulan sebelumnya?
✅ Apakah kita lebih rajin membaca Al-Qur’an?
✅ Apakah kita lebih banyak bersedekah?
✅ Apakah kita memperbaiki hubungan dengan sesama?

Karena puasa bukan hanya soal habluminallah (hubungan dengan Allah), tetapi juga habluminannas (hubungan dengan sesama manusia).

Sisa Ramadhan: Kesempatan untuk Totalitas Ibadah

Ramadhan adalah ibarat sekolah. Jika di awal bulan kita masih banyak kekurangan, maka di sisa Ramadhan ini kita masih punya kesempatan untuk memperbaikinya. Dr. Suryadi menekankan bahwa semakin mendekati akhir Ramadhan, semangat ibadah kita harus semakin meningkat. Apalagi di 10 hari terakhir nanti, di mana terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan: Lailatul Qadar.

Maka, mari kita manfaatkan sisa Ramadhan ini sebaik-baiknya, agar kita tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga, tetapi juga keberkahan dan ketakwaan yang akan menjadi bekal bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua. Aamiin.

Leave a comment